Thursday, January 11, 2007

Ibu, Daster dan Homeschool

Menjadi seorang ibu memang tidak mudah. Terlebih lagi seorang ibu apabila dikombinasikan dengan selembar daster, sering mengalami ejekan yang mematikan. Yang biasa kita dengar adalah “Pantas saja suaminya memilih wanita lain. Siapa tahan melihat wanita dengan daster setiap hari.”

Bagaimana bila seorang ibu, selembar daster dan homeschool digabung menjadi satu, ternyata ejekannya tidak kalah menyayat hati. Peristiwa ini dialami oleh seorang rekan yang memiliki niat untuk meng-HS anaknya. Setelah sekian lama menimbang-nimbang, rupanya keputusannya sudah hampir bulat sampai suatu hari dia menyampaikan keputusannya tersebut secara tidak langsung di suatu acara keluarga. “Masak ada guru pakai daster. Gurunya dasteran lah, anaknya nanti jadi apa?” dan patahlah semua semangat.

Rupanya reputasi daster semakin buruk saja. Sekilas sepertinya ini cuma masalah daster padahal lebih dalam ini adalah usaha melemahkan semangat wanita, seorang ibu untuk mendidik anak-anaknya. Waktu demi waktu kita secara tidak sadar dipaksa untuk percaya bahwa orangtua hanya mampu untuk membuat anak tetapi tidak untuk mendidik anak.
Tidak peduli apakah seorang ibu memakai daster, kebaya, celana jeans, jilbab bagi yang muslim atau baju bekas sekalipun, tidak peduli seorang ibu adalah ibu rumah tangga penuh waktu, berkarir atau bekerja sambilan, ibu yang merelakan waktu, pikiran dan tenaganya, yang bahkan menangisi anak-anaknya dengan penuh keputusasaan sendirian di malam hari dimana semua orang tertidur patut diperlakukan dengan hormat.

Anak-anak adalah penerus dunia dan apa yang ibu (dan ayah tentunya) lakukan untuk mendidik mereka di “rumah” berpengaruh besar dalam membentuk baik buruknya wajah dunia. Masih terpikir untuk mengejek ibu, daster dan homeschool?