Saturday, September 20, 2008

Refleksi Homeschool: Shakespeare BOTAK

Dalam menjalani homeschool, saya selalu mengingatkan diri saya sendiri bahwa setiap biji yang saya tanam tidak selalu tumbuh dalam waktu cepat. Kadang ada biji yang membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh, kadang ada yang mati, tidak pernah tumbuh, sehingga harus diganti dengan biji yang lain.

Suatu pagi, Da Hye baru saja bangun dari tidurnya (ketika itu usianya 6.5 tahun dan baru lancar membaca). Dengan mata yang masih terpejam dia bertanya dengan suara kencang "mama, mama tahu Shakespeare tidak?" Saya tersentak kaget sekaligus senang dengan pertanyaannya yang menurut saya sangat 'berbobot'. Karena begitu semangatnya saya buru-buru menyuruh Da Hye bangun karena saya ingin menunjukkan buku karya Shakespeare koleksi kami yang selama ini tersimpan di lemari. Berbunga-bunga sekali hati saya pagi hari itu sehingga tak henti-hentinya saya mengajak Da Hye berbicara mengenai Shakespeare. Ketika saya menyodorkan buku Shakespeare kepada Da Hye, mukanya tiba-tiba berubah suram. Dia berujar, "Mama, aku minta maaf, tetapi sebenarnya aku cuma ingin tahu apakah Shakespeare itu BOTAK atau tidak. Aku cari di google image ya." Seluruh dunia mengagung-agungkan karya Shakespeare dan anakku hanya tertarik untuk tahu apakah Shakespeare berkepala BOTAK.

Tiga tahun berselang, beberapa hari lalu sepulang dari pasar, tiba-tiba Da Hye menghampiri saya dan berkata "Aku sudah menyelesaikan 3 tragedi karya Shakespeare, Machbth, Romeo and Juliet, dan King Lear ketika mama pergi ke pasar. Aku juga menggambarkan adegan favoritku dari setiap cerita di kertas, oh tidak.. tidak.. kecuali King Lear..tidak ada adegan yang menarik di sana, semua mengerikan. Aku tidak mengerti kenapa Shakespeare begitu terkenal, aku tidak begitu menyukainya."

Biji 'Shakespeare' butuh waktu tiga tahun untuk sekedar bertunas dan nyatanya tidak bertumbuh. Biji-biji yang lain entah membutuhkan waktu berapa lama lagi untuk bertunas dan tidak tahu apakah nantinya bisa tumbuh dan menghasilkan. Paling tidak, selama kita terus menanam selama itu pula biji memiliki kesempatan untuk hidup.

Semangat..semangat..semangat....terus menanam, meskipun nanti masih akan banyak hasil berupa 'Shakespeare botak' yang lain, tidak apa-apa. Life is so good and it's so worth it.

1 Comments:

Blogger Unknown said...

Waa...harus berguru dengan semangatnya mbak ines! :D

7:56 AM  

Post a Comment

<< Home