Friday, March 07, 2008

Realita 8

Tahun ajaran baru masih beberapa bulan ke depan tetapi sekolah-sekolah telah gencar melakukan 'open house' untuk menarik para pelanggan baru. Salah satu teman bermain Da Hye, anak Korea tetangga kami sebut saja HY, mengundang kami untuk menghadiri 'open house' di sekolahnya. Wajahnya begitu memelas memohon-mohon kami untuk datang karena setiap murid ditugaskan untuk membawa tamu di acara tersebut. Demi menyenangkan hatinya dan memberikan pengalaman kepada Da Hye, maka kamipun setuju untuk pergi.

Sekolah HY di bilangan Kebon Jeruk sangatlah besar dan megah. Berbagai fasilitas ada di sana. Meskipun fasilitas yang ada hampir semua rata-rata, perpustakaannya sungguh luar biasa.
"Kamu sungguh beruntung punya perpustakaan sebagus ini" komentar saya kepada HY
"Iya, tapi aku jarang bisa membaca." jawab HY
"Kenapa?" tanya saya penasaran
"Setiap hari aku sibuk, di sekolah tidak ada waktu untuk membaca. Bukunya juga tidak bisa dipinjam tetapi bisa pinjam juga tidak ada gunanya karena setiap hari kami ada tugas macam-macam, tidak ada waktu." sahutnya.

Terkadang meskipun mau dan mampu membayar sangat mahal, tidak semua anak/keluarga beruntung bisa menemukan sekolah yang memberikan kesempatan buat anak-anak untuk membaca. Kalau sebuah kelurga menemukan jalan lain bagi anak-anaknya untuk bisa membaca buku-buku yang memperkaya tanpa harus mengeluarkan berpuluh-puluh juta setiap tahunnya, apakah membayar mahal untuk hanya bisa/sempat membaca teksbook menjadi sebuah keharusan?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home