Saturday, August 11, 2007

Realita 2

Beberapa rekan yang berada di sekolah-sekolah 'mutakhir' (mahal) pernah
bercerita tentang apa yang mereka sebut sebagai 'silent scream' (jeritan yang
tidak terdengar). Sebagian dari kita tentu membayangkan betapa berbahagianya
guru yang mengajar di sekolah-sekolah mahal yang pasti memperoleh kesejahteraan
yang lebih dari cukup. Kenyataannya, sebagian besar guru bekerja dengan gaji
minim/tidak sebanding dengan mahalnya uang sekolah, sistem kontrak tahunan
menyebabkan mereka tidak berani memikirkan masa depan. Segala macam tunjangan
atau bahkan asuransi kesehatan hanyalah mimpi apalagi harapan supaya anak-anak
mereka juga mendapatkan fasilitas untuk bisa belajar di sekolah tersebut. Banyak
hal terjadi di balik pintu tertutup, tetapi berani 'bunyi' berarti 'selamat
tinggal'.

Dengan skema seperti ini biasanya guru-guru yang mengajar terbagi menjadi 2
macam: yaitu guru yang memang memiliki dedikasi dan cinta akan pekerjaan dan
muridnya sehingga rela bertahan dengan segala keterbatasan/penekanan dan guru
yang menjadi guru karena tidak diterima kerja di mana-mana, biasanya karena
memiliki kualifikasi buruk, sehingga menjadi guru adalah pilihan terakhir dari
pada menganggur.

Sampai saat ini, khalayak masih sering memperdebatkan dan membandingkan
keunggulan sekolah vs homeschooling padahal itu bukanlah pokok persoalan yang
sering dihadapi para keluarga. Terkadang ada keluarga yang menolak untuk
dieksploitasi. Mereka menolak untuk mendukung suatu sistem yang buruk dan ini
adalah sebuah pilihan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home