Sunday, August 06, 2006

Kurikulum FAQ

1. Apakah kurikulum perlu?
Seperti nilai dan ijasah yang merupakan alat, bukan tujuan homeschooling (HS), kurikulum juga diperlukan sebagai alat untuk membantu proses HS. Peran utamanya adalah memberikan kerangka acuan bagi orangtua/homeschooler.

2. Apakah bisa HS tanpa kurikulum?
Orangtua dengan kepercayaan diri tinggi atau mereka yang telah berpengalaman menjalankan HS banyak yang tidak terpaku pada kurikulum tertentu. Mereka hidup dan belajar dan tidak sedikit dari mereka yang juga bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau akhirnya hidup mandiri. Jadi HS tanpa kurikulum mungkin saja dilakukan. Meskipun demikian kurikulum akan sangat membantu para orangtua yang baru menjalankan HS, yang sibuk, yang tidak memiliki banyak waktu atau resource.

3. Yang perlu diperhatikan sebelum memilih kurikulum?

Orientasi akademis: dalam negeri, luar negeri atau internasional.

Nilai Keluarga: Ada beberapa keluarga yang melakukan HS karena alasan nilai-nilai agama tertentu atau nilai-nilai lain. Ada berbagai macam kurikulum yang di desain untuk memenuhi kebutuhan ini. Kurikulum yang berbasis agama yg ada di luar Indonesia misalnya(yang sampai saat ini ada) kurikulum berdasarkan ajaran agama Kristen, Islam, Yahudi dan Katholik. Ada juga kurikulum yang memuat nilai-nilai kebikan universal dan menyerahkan pendidikan spiritual sepenuhnya kepada orangtua, dll.

Learning Style keluarga/Homeschooler: Belajar seperti apakah yang paling sesuai dengan homeschooler/keluarga? Ada HSer yang antusias belajar secara tematik (unit study) yang mata pelajaran tidak dipisah-pisahkan tetapi diintegrasi. Ada yang lebih menyukai belajar dengan penekanan kuat di literature. Ada yang cocok belajar dengan dasar alam. Ada yg merasa pentingnya mempelajari `Great Books' sebagai fondasi pemikiran. Ada yang mengutamakan kebebasan HSer untuk bisa mempelajari apapun yang mereka sukai, ada pula yang menggabung kesemuanya. Tersedia banyak sekali kurikulum yang bisa mengakomodasi kebutuhan setiap HSer yang berbeda-beda.

Kemampuan Finansial: Kalau orangtua memutuskan untuk membeli kurikulum jadi (ready made curriculum), perlu dipertimbangkan juga masalah kemampuan financial karena kurikulum jadi ini harganya bervariasi. Kurikulum gratis tidak kalah kualitasnya dengan yang tidak gratis. Banyak lembaga di luar Indonesia yang didanai jutaan dollar untuk menyediakan kurikulum sehingga bisa dimanfaatkan untuk siapa saja tetapi tentu saja orangtua perlu mendedikasikan waktu lebih banyak untuk melaksanakan kurikulum gratis ini.

4. Apakah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dari diknasbaik/buruk?
Sebenarnya berbeda dari sebagian besar anggapan masyarakat bahwa kurikulum dari diknas sangat jelek dan tidak bermutu, KBK tidaklah demikian. KBK tidak dilaksanakan dengan baik di hampir semua sekolah akibatnya KBK dianggap rendah, tertinggal, cuma mencetak generasi kejar nilai, dan atribut negative lainnya. Dari segi isi dancakupan, KBK cukup kompetitif (walaupun tidak bisa dikatakan terbaik/termaju di dunia). Apabila KBK ini dieksekusi dengan baik oleh orangtua HS, sesuai dengan visi diknas, tentu hasilnya akan baik pula.

5. Bagaimana menjalankan KBK dari diknas?
Media apa saja yangdiperlukan?KBK memberikan keleluasaan dalam eksekusinya. Kreatifitas sangat memegang peran penting disini. KBK tidak berjalan dengan baik disekolah-sekolah karena sebagain besar sekolah hanya mengandalkan satu buku saja untuk pelajaran selama satu tahun. Satu topic dibahas dalam satu bab, satu bacaan, murid disuruh menghafal, ujian diberikan dan nilai keluar. Padahal pelaksanaan KBK seharusnya tidakbegitu. Banyak media yang bisa dipakai untuk mempelajari satu topic:berbagai buku bacaan/referensi, media cetak, multimedia, internet,diskusi, presentasi, keterlibatan/pengalaman langsung, kerja nyata,dll.

6. Apakah ada KBK jadi yang bisa dibeli?
Sejauh ini tidak ada. KBK bisa diperoleh gratis di http://www.puskur.or.id Tentu saja orangtua harus menyiapkan, memilih dan membeli sendiri apapun media yang nantinya dipakai untuk menunjang KBK.

7. Apakah kurikulum `impor' lebih baik dari KBK?
Lebih baik atau tidak sangat relatif bagi setiap keluarga/HSer. Yang terpenting di sini apapun kurikulum yang dipilih bisa sesuai dan dapat mengakomodasi kebutuhan masing-masing keluarga/HSer yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home